Malu dan
Iman.
( Naqiuddin Ansarullah Blog ).
Malu
dan keimanan itu ialah dua perkara yang saling bergandingan, seperti
dikhabarkan dalam hadis yang bermaksud ;
“Malu
dan iman itu adalah saling bergandingan antara satu sama lain, sekiranya
terangkat salah satu daripada keduanya maka akan terangkat juga yang lainnya,
(bermaksud jika hilangnya malu maka hilanglah iman, begitulah sebaliknya.)
[Al-Hakim]
Juga
daripada hadis Ibnu Umar r.a yang berkata; Sesungguhnya Rasulullah s.a.w
melintasi seorang pemuda Ansor, dan pemuda itu sedang menasihati saudaranya
berkaitan sifat malu. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda ; “Biarkanlah dia,
sesungguhnya malu itu sebahagian daripada Iman.”
“Sesungguhnya seseorang apabila bertambah kuat
rasa malunya maka ia akan melindungi kehormatannya, mengubur dalam-dalam
kejelekannya, dan menyebarkan kebaikan-kebaikannya. Siapa yang hilang rasa
malunya, pasti hilang pula kebahagiaannya; siapa yang hilang kebahagiaannya,
pasti akan hina dan dibenci oleh manusia; siapa yang dibenci manusia pasti ia
akan disakiti; siapa yang disakiti pasti akan bersedih; siapa yang bersedih
pasti memikirkannya; siapa yang pikirannya tertimpa ujian, maka sebagian besar
ucapannya menjadi dosa baginya dan tidak mendatangkan pahala. (Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas ).